Monday, April 25, 2005

biola dan toko buku:sebuah cita-cita

keduanya datang bersamaan, meski tidak serentak(?).
seperti halnya datang x dan y dulu, yang hanya meminta orde bulan.
nampaknya saya sedang merasa dimanjakan...
oleh tuhan?

22-23-24-25 april:out of box!
miss ma box!


_hehe ;p

HariBumi:HanyaSatuHari

Sampai saat ini saya tidak merasa hari bumi istimewa. Dan entah kenapa hari harus ada satu hari untuk memperingati bumi. Apanya yang mau diperingati, keberadaannya, fungsinya buat kita, cara kita menghargainya…pertanyaan-pertanyaan yang seru lebih mengarah pada pemaknaan hari-hari kita hidup di bumi. Tentang kesadaran. Tentang pemaknaan. Dengan demikian maka tiap hari hidup kita adalah hari kita untuk bumi. Karena seingat saya, kita masih tinggal di bumi.

Terus pertanyaannya, HMGM sebagai himpunan manusia dengan kesamaan sebagai mahasiswa punya peran istimewa apa dalam hari bumi? Tidak ada, atau selalu?

Mari kita memulai dengan diri kita sendiri, apakah ajakan itu baru pertama kali anda dengar? Tentu saja tidak. Apakah masih ada cara kita hidup yang merugikan bumi? Meskipun kecil. Merokok? Membuang puntung rokok, membuang sampah sembarangan? Membiarkan sammpah tidak pada tempatnya. Tidak mencari tahu tentang pencemaran yang terjadi tiap satuan waktu di sekitar kita. Sesudah tahu, ngapain? Kalo hanya diam jadi merasa bersalah nggak? Kalo nggak ya gpp.

Saya ingin memperingati hari bumi dengan sesuatu yang berguna dan kongkrit. Saya ingin menanam pohon. Satu saja, di suatu tempat di Bandung. Saya ingin ikutan aksi perayaan dan kampanye hari bumi. Biar masyarakat jadi tahu kalau hidup kita di bumi ini bukan sesuatu yang taken for granted, gratis.

Saya ingin membuat kaos tentang peringatan hari bumi, dengan gambar dan tulisan yang provokatif. Biar jadi mometo peringatan tahun ini, tahun depan sya buat kaos lagi, dengan tema yang sama. Mungkin ada isu bumi terbaru setahun ke depan. Atau paling enggak desainnya beda.

Saya ingin HMGM bersih-bersih rumahnya. Gedung dua lantai ini. kecil lho ini, tempat kita hidup. Tempat kita mempelajari sesuatu. Dan sangat mungkin tempat kita merencanakan perbaikan untuk bumi, atau bahkan rencana merusak bumi.

Liat deh, HMGM udah ramah lingkungan atau belum, sayang bumi atau enggak. Sampah yang ada disekitar himpunan udah pada tempatnya belum? Iiya, sederhana, nyimpen sampah aja, udah bener belum? Liat papan pengumumannya, pada rapi nggak? Pake kertas re-use ga? Materialnya hemat nggak. Kenapa sih hal-hal kecil kayak gitu dipermasalhin. Jangan konyol deh. Ngurusin hal yang beneran ajah. Itupun kalo himpunan bisa…

Himpunan tu, apaan sih? Saya-anda-mereka, semua yang ngerasa. Kalo udah enggak ya gpp.

Sudah sedemikian pesimiskah himpunan sekarang. Pertanyaannya, sudah mikirin dan ngelakuin apa aja untuk himpunan? Atau sempat nggak mikirin himpunan. Iya nih kurang ini, buat yuk,atau kita terlalu lemah…

Tuh kan, pesimis lagi…yaah ngeluuuh, di OS- ga si..yaah.

Eh lu jangan sok tau deh. Gw kan harus bagus kuliahnya, ga ada waktu lagi ngrusi kerjaan lo. Gw mau bikin pacar gw bangga, lagian gw utang banyak ama ortu gw, jd ya mesti dpt kerja cepet, gaji gede, nikah, anak gw soleh-soleh. Dan gw udah milih...

Terus hari buminya gimana nih…

Iya lu udah ramah belum ama bumi, tiap hari adalah hari bumi, hari air, hari udara…

Obrolan santai antar teman di himpunan.

_hehe ;p.

Friday, April 15, 2005

pesan singkat buat 2004 gm

salam,

tentang tanda-tangan, yang ternyata menjadi hal yang begitu berarti untuk teman-teman 2004 [iya gitu?] saya mempunyai beberapa pertanyaan yang baiknya temen-temen jawab dengan fasih.

dengan saya membubuhkan tanda tangan [saja] di buku ke'nalan' teman-teman akan membuat perubahan dalam hubungan antara kita?
apakah kita akan jadi lebih saling 'kenal' setelah saya tanda tangan tanpa sempat hati kita saling menyapa?
apakah tanda tangan saya berguna untuk teman-teman?enggak!

bukannya saya tidak ingin menebar tanda tangan, tapi saya urungkan karena ternyata tidak membuat banyak perubahan. pertanyaannya sekarang, bentuk interaksi apa yang akan membaut perubahan? saya percaya akan ada saatnya, di tempat yang tepat di waktu yang tepat pula.

selamat melanjutkan perjalanan, lurus, menuju himpunan [baca: keluarga baru].
terimakasih.

kelahiran tahun 2005

tiba-tiba aku lahir, tanpa menangis
dibesarkan dengan decak kagum
disekolahkan di sekolah negeri
mulai aku besar, setinggi layangan yang dulu sempat aku mahir

tiba-tiba aku lahir, tanpa menangis
aku mulai mengaji di meunasah
memancing di ruang kelas

tiba-tiba aku lahir, tanpa menangis
tetanggaku jatuh mati
karena televisi
berjam-jam membaca televisi
pak RT jatuh mati
tergilas komik jepang
belasan seri dikoleksi
madrasah jadi apek
terhempas tumpukkan surat tilang pengadilan
di muka mesjid, kami buka rumah makan cepat saji
lemah sudah tangan ini, lupa resep tradisi

tiba-tiba aku lahir, tanpa menangis
kuliah di kampus negeri
belajar menjadi pekerja saudagar luar negeri
tak kusadari 2o juta anak sd tak ke smp
tak kusadari 170 juta rakyat miskin di ini negeri
tak kusadari 1300 trilyun utang tak pernah lunas
tak kusadari 2,5 juta penganggur baru tiap tahun
tak kusdari 300 ribu pengungsi hari ini, iya manusia

tiba-tiba aku lahir, tanpa menangis
katanya aku masih bisa berdoa

tiba-tiba aku mati, aku menangis

[]

pemilik,
ajari kami bahasa yang sama-sama kami mengerti
beri kami pemahaman yang cukup tentang baik menurutmu
sudahi marah, benci, sedih diantara kami
gantikan dengan ikhlas yang menenangkan

perencana,
beri kami kesempatan
setelah lahir
untuk hidup
sebelum mati

[]

dibacakan pada malam penutupan pekan seni budaya ganesa, 8 april 2005 bareng fajar[uddin].

Thursday, April 07, 2005

anak-anak sd di jawa barat (saja): permintaan maaf

pagi yang biasa-biasa saja. sejenak membaca, seketika jadi tidak biasa.
2,4 juta anak sd di jawa barat (saja) tidak melanjutkan studi ke tahap lanjut. hanya 600 ribu anak yang berkesempatan mengenyam pendidikan formal tahap lanjut. 108 milyar dana jawa barat dialokasikan untuk ini, namun tentunya tidak memadai. agar tidak terus-terusan menikam diri karena tidak bisa berbuat banyak saya jadi kepikiran berandai-andai

1. andai saya mahasiswa (ya tuhan pemilik maha...) tingkat tiga yangbelum bisa mencari uang sendiri. saya ingin menyisihkan 20 % uang saku saya untuk mereka. berusaha menyebarkan visi saya tentang membantu sebisanya. memanfaatkan akses dan jaringan yang saya punya untuk ikut memikirkan masalah ini.
2. andai saya gubernur jawa barat. saya minta pemotongan gaji sebesar 20 % untuk semua karyawan negara. saya membelanjakan uang-uang tunjangan (kecuali operasional) untuk beasiswa. saya menaikkan pajak semua sektor, sebesar 20 % yang semuanya saya minta alokasikan untuk dunia pendidikan. saya menyubsidi penuh biaya pendidikan di provinsi saya. jadi biaya sekolah sampai tahap sma gratis. (padahal banten sudah melakukan ini, meski sampai smp). mengenakan biaya konpensasi terhadap belanja pribadi sebesar 20 persen. untuk membeli honda crv senilai 256 juta anda harus menyerahkan uang 31,2 juta ke jawa barat.
3. andai saya bukan siapa-siapa saya akan bunuh diri dan menuliskan angka 20 persen untuk pendidikan pada bendera merah putih sambil membakar al-quran, injil, wreda, tripitaka, dan semu kitab suci yang ada di jawa barat. kemudian menghabiskan 20 liter darah saya untuk menulis:
mana islam
mana demokrasi
mana kebanggaan siliwangi
mana seler sunda
mana kasih
mana asih
ternyata tidak ada apa-apa, hanya ada nafsu manusia. mari sama-sama berharap 20 tahun ke depan ketika generasi ini menjadi pemimpin, jawa barat masih ada, indonesia masi ada, dan saya entah tengah jadi koruptor di perusahaan mana...entah sedang bercinta dengan istri siapa, entah tengah merencankan pembunuhan siapa, entah tengah indent mobil apa (lagi).

wah-wah kalo saya terlibat suatu kasus kriminal, tulisan ini bakalan jadi bukti menguatkan tuduhan. karena saya bertendensi melakukan tindakan kriminal. padahal saya kuliah di itb dengan santai-santai seperti hari ini adalah kriminalitas intelektual untuk tuhan bangsa dan alamamter. duh terlalu berat euy, gimana kalao buat keluarga saya aja, duh masi terlalu berat juga, ya buat diri saya sendiri aja deghg, agar 2 tahund ari sekarang bisa makan dari uang sendiri...

kita harus jadi superkaya untuk mengoptimalkan fungsi penolog
tuhan di ibadahi dengan ilmu.

maaf yak adek2 saya lahir lebih dulu dari kalian tapi tidak mengambil tanggungjawab lebih dibanding kalian. saya (katakanlah) kakak yang gagal.

Sunday, April 03, 2005

pedagang kakilima di kampus

memulai dengan ungkapan; opini publik adalah fakta.

tiga hari lalu, di sekitaran sekre himpunan saya, hmgm terlucu, nampak pikuk yang tak lazim. o, iya ibu-ibu yang dulu sempat mengisi lembar-lembar semester dua tahun kedua saya di kampus ini. ibu penjual makanan ringan, dan tentunya mengingatkan saya tentang gelas-gelas kopi yang sempat sangat mengahangatkan pembicaraan antar teman di himpunans aya. semacam jembatan antar waktu menunggu kuliah selanjutnya. berselang. serta, ya saya masih ngecengin tetangga yang kadang lewat depan hidung, berjalan menendang-nendang. sekarang masih? entahlah.

sepuluh bulan lalu, tanpa kerasa, saya bersama beberapa teman sempat nginep di tamansari 64, hari ketiga, kami pulang. setelah menyepakati beberapa hal tentang bagaimana pkl di kampus diperlakukan. saya sampai ngetik ulang dua kali nota kesepahaman itu, yang saya ingat besok paginya tidak ada satu himpunan pun yang meneruskan langkah 'advokasi' tersebut. katanya ada unit yang bertahan, tapi saya tidak tahu persis.

waktu itu pemikiran saya selesai di : itb punya rencana yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan warganya. sampai hari ini ternyata tidak demikian. kebutuhan makan , ngemil, dan ngopi warga itb belum terpenuhi oleh sasana yang sudah ada. kbl sebagai kantin muka baru, banyak mendapat keluhan gara-gara pelayanannya tidak sewajar dulu kantin sc.

sempat saya mengisi kuesioner tentang kantin, pelayanan, tempat, dsb. seingat saya, dibutuhkan tiga kantin baru menurut kuesioner itu, untuk memenuhi kebutuhan warga itb.
saya melihat sebenarnya pkl tidak benar-benar hilang dari itb, dan itb tidak benar-benar konsisten untuk melaksanakan programnya. jadi, menurut saya sebanyak apapun pkl yang masuk ke kampus adalah wajar, karena itb tidak lagi secara serius mengurusi masalah ini. serta tidak menyediakan sarana yang cukup untuk memberi pilihan makanan yang layak bagi warganya.

saran saya:
jangan permasalahkan keberadaan pkl kalau kita tidak mempermasalahkan kurangnya fasilitas penyedia makanan di kampus ini. jika alasannya kebersihan, maka itb tidak bersih bukan salah pkl, orang kita sendiri aja yang cuman bisa mencibir ada sampah, tangan ini tetap tidak terenyuh untuk menempatkannya dengan baik.
selama warga merasa nyaman dengan pkl, itb harusnya juga berikap wajar.
nampak kumuh? wc-nya aja kumuh kok.
secara kebiasaan ga bagus? orang water tap aja dipake cuci tangan kok
tidak ngasih masukkan buat itb? materi tidak, kebutuhan warganya iya
marilah kita berulang-ulang menambah daftar 'kesalahan' kita, kalau kita nyaman dengan itu semua, maka hukum tetap di pihak kita.

opini publik; fakta.
suara rakyat; suara tuhan.
publiknya bodoh; faktanya bodoh.
rakyatnya bodoh; ...

Saturday, April 02, 2005

rumah siapa?

coba tebak rumah mana?
yang isinya banyak tenda-tenda
semua isi tak cukup aman dari hujan
tak lengkap hangat yang mereka butuh
mereka masuk ke tenda-tenda penuh warna
di sini tiang tenda jadi kusen rumah, dulunya
sekarang rumah kosong, pikuk dengan kata-kata
pengap dengan kepentingan
rumah mana yang sisinya ada yang sering tak dapat jatah makan?
rumah mana yang dapurnya berbau tajam perbedaan yang tak dianggap rahmat
bohong sujud kalian!
bohong ngaji kalian!
buktinya, ada yang tidak dapat makan.
kemudian kalian menyalahkan mustadzafin pemahaman itu
gagal sujud kalian!
masuklah surga sendirian
ajak teman-teman dekatmu saja
katakan itu kejayaan,
maka kalianlah tuhan kalian.

belajar dari puisiw!

dari perjalanan tadi malam, saya menemukan bagaimana puisi di tempatkan. lebih tepatnya menempatkan diri dalam berbagai sudut ruang hati saya. sejauh ini yang saya pahami tentang beberapa puisi yang berhasil saya nikmati:
sapardi d damono: sederhana
taufik ismail: mengulangi dan pentingnya ide awal
acep zam-zam noor: indahnya janari pagi dan solat subuh
joko pinurbo: ibu, itu sakti
a jamal: beda ruang puisi dengan ruang 3 dimensi lainnya ;p
nuri nurlaila s: kuatnya perempuan
erika herliana: membahasakan rasa dan logika
beni suryadi: ruang-ruang kata dan pikir: laki-laki
emon surahman: sudah, apa adanya
jenal aripin: determinasi!
emih sopyati: berani berharap
haji warliaman: sudah, makan saja
mas gamesh: etika dan indah dan tuhan
anak psik: bisa lah...
anak hmgm: u're the man!
anak lingkarsastraw!: hehe...
kyai mustofa bisri: iya gituh?
urut-urutan tidak menentukan prioritas ya...karena yang ingat urutannya seperti itu. mereka yang menulis, danmereka yang baru saya sadari. iya, keluarga adalah puisi. teman juga puisi. indonesia jelas puisi. setelah saya terbelalak tertikam perasaan, kesadaran, ternyata...

tuhan juga puisi, karena indahnya...

saya berawal, saya berakhir.
sekrew hmgm sabtu pagi, masih terkapar...gr gr t,e,m,a,u,i,n,e,h,dan berkas-berkas keindahan yang lain.