Tuesday, September 27, 2005

cangkir kayu

entah sang sutradara berencana apa...
yang jelas, ada rencana, ada juga yang mahaperencana.
rabu jam 5 di gerbang belakang, beberapa langkah, ada frothy vanilla...dan beberapa kalimat penting dari tubuh yang teramat penting. dari bibir yang jika boleh, jadi ikon gaharnya dunia. dari pikir yang jika akan jadi tabung tinta printer saya. dari hati yang dengan ijinnya ada di tiap do'a tiap kata saya...
...
"Rabu jam 5, t4nya dimana?"
"gerbang belakang, kita ke potluck.thx anyway, c u.."
...
indah?

_cangkir kayu.

guru

hanya sedang tertarik membicarakan ini kata.

hari ini, sebentar, lebih tepatnya kemarin--karena sekarang telah berangka 1.15 di kanan bawah layar--saya mendapat beberapa referensi baru tentang makna kata guru. tidak bukan dari dosen saya di kampus. beberapa yang menurut saya harus dituliskan disini, sebagai bagian catatan hari-hari saya di kampus ini...
1. guru, banyak cara yang mereka lakukan untuk mempertahankan kosa kata tersebut agar tetap manis disandangnya. ada yang menunjukkan hal-hal baik, ada pula yang sengaja menunjukkan hal-hal yang kurang baik sebagai bahan mentah bagi saya muridnya untuk berfikir tentang mana yang baik dan mana yang kurang baik.
2. ia adalah sosok unik, ya laki-laki biasa, yang tumbuh dengan harapan, ego, nafsu, bijak, pemikiran, keluarga dan tuntutan-tuntutan pribadinya. beberapa bagian hidupnya tersebut ia relakan untuk dipelajari oleh murid-muridnya. ada yang bahkan membolehkan muridnya masuk ke wilayah keluarganya, meski jelas tidak banyak. bagian paling menarik yang bisa dipelajari tentunya adalah pemikirannya. karena kami dipertemukan oleh topik ini, meskipun pada penerapannya bijak-santun mereka malah memperindah cara mereka menyampaikan pemikirannya.
3. disadari atau tidak, perannya seperti keluarga, yang membentuk pribadi saya seperti ini sekarang. seperti halnya teman. hanya saja ada peran-peran tertentu yang hanya dimiliki oleh para guru. khusus bagi mereka. dan khusus pula oleh mereka.
4. dari caranya menunjukkan sesuatu, dari caranya memberi pemahaman. saya tahu bahwa ia kadang terlalu letih untuk menjadi 'manusia hebat' yang selalu tentang dan 'pantas' saya kagumi. tapi bagi saya, dengan marahnya dia hari ini, dengan tertawanya ia hari ini, dengan becandanya dia hari ini, guru saya benar-benar manusia. dan saya tidak tertarik membicarakan kualitas manusia seperti apa beliau-beliau itu. hanya saja, sampai sekarang, saya masih menyebut mereka guru. dan...mudah-mudahan mereka tidak keberatan saya menjadi muridnya. karena perjumpaan ini, kehendak tuhan, di akhir nanti pun, ada bebarapa pertanyaan atau lebih tepatnya pertanggungjawaban dari keterikatan kami ini.

terimakasih pak!

Tuesday, September 20, 2005

kita berdosa pada kata-kata

tentang bagaimana kita (mahasiswa) melukai beberapa kata. mari kita amati beberapa kata berikut:
aktivis
pragmatis
gerakan
mahasiswa
rakyat
bangsa
pemerintah
busuk
korup
...
pertanyaanya, berapa orang diantara teman kita, atau teman saya yang menganggap beberapa kata di atas, masuk kelompok kata berat, yang untuk membicarakannya terkesan sudah menurunkan kelas dan golongan kita bergaul...
...
apakah yang saya takutkan untuk menganggap biasa kata-kata tersebut dan cepat atau lambat akan saya hadapi sebagai tanggungjawab.
1. takut dianggap sok mikir
2. takut dianggap aneh dan sok penting
3. takut...hehe, takutlah terus
siapa yang menyebabkan saya takut(menjadikan kata-kata tsb berat?)? ya para pengguna yang mengucapkan itu dengan tanpa sungkan dan ragu,namun terkesan biasa, karena telah terlalu sering diucap dan maknanya jadi sedemikian berkurang...sedih ah.

coba, kata apa lagi yang tengah atau telah kita lukai? bagaimana dengan kata ospek, kaderisasi?

makanya saya kagum dengan seorang teman yang sms-nya begitu lugas tanpa ragu,
...esensinya belum dapet...
...sesuatu untuk bgs (bangsa)...
whew di hari gini, seringan itu? salute...

_karena mengagumi adalah menyenangkan...

dari matanya

hehe, saya ingin curhat lagi...

katakanlah sore itu memang harus ada. dan katakan juga, kalau angkot yang saya pilih, tandatangan yang ia bubuhkan, dan langkah memilih deretan selasar itu...bukan kebetulan.

ditemani pantulan hijau rerumputan di atas kotak-kotak alam. kami memulai cerita. kami membaca tiap halaman hidup kami masing-masing. entah untuk apa. hanya saja dari matanya saya mendapati wangi menyenangkan, yang jujur, enggan saya lewatkan, terlalu manis.

kemudian ada pertanyaan. kemudian ada kesepakatan. kemudian ada banyak warna yang mudah sekali kami namai. ternyata memang banyak cerah-cerah kuasa tuhan di sekitar saya.

paling tidak, setelah itu, semuanya jadi lebih ringan, dan saya akan datang di nikahannya, entah disebelahnya, atau di sebelah usia.

_boullate_beli donk!

Friday, September 09, 2005

hujan kecil di pinggir jalan

nah, makin saja menunduk.
kemarin tepatnya, setelah solat magrib. di jalan diponegoro. di depan pusdai. di kisaran angka 5-30 mm curah hujan...
akhirnya kata-kata itu terucap.

dan berakhirlah sudah semuanya.
yap, titik pada kalimat panjang 1 desember 2004 selesai disana, disini, dan di catatan pada pencerita kisah perjalanan.

dan saya melanjutkan perjalanan, dengan berkas perih wangi yang ini.
dan saya mengubah doa saya kemudian.

sudahlah anak kecil.
pulang saja.
angkot ledeng-kampus-salman-hmgm-tidur!
selesai.
selesai.
seringan itu ternyatan.
titik.

dan saya harus berhneti curhat di sini!

Tuesday, September 06, 2005

dari andi untuk andi:jatuh

menumpuk
menumpul

sebentar, mencari sudut ruangan
menunduk, dan waaa...menangis
sip, menetes, manusialah saya

terimakasih untuk sekuat dan selemah ini.

_a.