kampus itb : ruang dan manusia
salam sayu dini hari,
sebeum saya tidur saya ingin bercerita tentang gatal yang mengganggu benak saya yang sederhana ini. tentang ruang hidup kita, terutama mahasiswa. melihat beberapa tempat (ruang) di mana saya harus tetap tangguh berpikir, bercinta, dan bercerita. coba tengok beberapa pusat kegiatan mahasiswa:
1. sunken court; wc-nya parah. dari dua tempat bak-nya satu rusak. dua wc-yang ada sama baunya, banyak kecoak, dan tidak ada penerangan. beberapa waktu lalu saya melihat instalasi lampu dari temen-temen kmpa-g tapi sekarang sepertinya tidak berfungsi.
2. gedung bekas upt olahraga. coba tengok wc-nya. beuh! mana ada airnya, terus wastafel dan keluarganya udah pada kuning-kuning. bau pula.
3. wc dan tempat wudu musola bulet ftsp (mus-bul). disitu juga kerannya cuman dua yang pegangannya masih utuh. terus di dalam wc-nya banyak tulisan-tulisan berbau tajam.
beberapa hal yang mengganggu saya:
1. di tiap-tiap tempat yang saya sebut di atas ada petugasnya loh. entah karena penghargaan yang tidak layak, atau rendahnya motivasi dan dedikasi (cieeh) jadinya bersih-bersihnya enggak total.
2. saya berpikir tentang bagaimana kita manusia, diperlakukan sebagai manusia. apakah dengan disediakan fasilitas yang sedemikain manis itu kita masih dianggap manusia? mahasiswa? berapa persen seh tingkat kebutuhan mahasiswa atawa warga kampus lah, yang terpenuhi dengan fasilitas yang ada sekarang? i bet you less than 50%.
3. dapat dilihat secara umum di beberapa lokasi kegiatan mahasiswa, kondisinya emang bener-bener kumuh. kenapa ya? mahasiswa emang pada kumuh gituh?
4. saya beberapa kali melihat, wc di sekitaran tangga ft ke arah musola if, digunakan hanya oleh mereka yang memegang kunci. apakah wc itu memang bukan untuk umum, terus kenapa pintunya ada di selasar tempat orang lewat? seolah-olah pintu itu dengan sadar bilang : silakan masuk, anda boleh menggunakan toilete ini. kenapa ya, kok dikunci, terus kuncinya disimpen di kantor?
5. ada kenapa yang lain, di beberapa tempat seperti di gedung sekolah bisnis manajemen, rektorat, pasca sarjana, labtek 3, ada fasilitas manusia yang manusiawi. apakah karena saya tidak membayar lebih untuk kampus saya, terus saya jadi tidak punya hak untuk mendapat air segar dan wc berbau wajar? apakah teman-teman saya yang sedang berusaha memahami cara berbuat untuk katakanlah negeri ini, harus menghasilkan pemikiran yang gemilang, harus membangun karakter yang kokoh, harus sehat jiwa raga : dididik dalam suasana dan ruang yang seperti itu?mmh...berat bung! tapi tak apa.
teringat dengan kata-kata seorang kakak dari bogor, dia konsultan manajemen institusi:
mau tau gimana kualitas manajemen perusahaan? liat aja wc-nya, sambil tertawa merekah ia mengucap itu dengan yakin. kemudian, saya jadi ikut yakin.
andi kecil!
sebeum saya tidur saya ingin bercerita tentang gatal yang mengganggu benak saya yang sederhana ini. tentang ruang hidup kita, terutama mahasiswa. melihat beberapa tempat (ruang) di mana saya harus tetap tangguh berpikir, bercinta, dan bercerita. coba tengok beberapa pusat kegiatan mahasiswa:
1. sunken court; wc-nya parah. dari dua tempat bak-nya satu rusak. dua wc-yang ada sama baunya, banyak kecoak, dan tidak ada penerangan. beberapa waktu lalu saya melihat instalasi lampu dari temen-temen kmpa-g tapi sekarang sepertinya tidak berfungsi.
2. gedung bekas upt olahraga. coba tengok wc-nya. beuh! mana ada airnya, terus wastafel dan keluarganya udah pada kuning-kuning. bau pula.
3. wc dan tempat wudu musola bulet ftsp (mus-bul). disitu juga kerannya cuman dua yang pegangannya masih utuh. terus di dalam wc-nya banyak tulisan-tulisan berbau tajam.
beberapa hal yang mengganggu saya:
1. di tiap-tiap tempat yang saya sebut di atas ada petugasnya loh. entah karena penghargaan yang tidak layak, atau rendahnya motivasi dan dedikasi (cieeh) jadinya bersih-bersihnya enggak total.
2. saya berpikir tentang bagaimana kita manusia, diperlakukan sebagai manusia. apakah dengan disediakan fasilitas yang sedemikain manis itu kita masih dianggap manusia? mahasiswa? berapa persen seh tingkat kebutuhan mahasiswa atawa warga kampus lah, yang terpenuhi dengan fasilitas yang ada sekarang? i bet you less than 50%.
3. dapat dilihat secara umum di beberapa lokasi kegiatan mahasiswa, kondisinya emang bener-bener kumuh. kenapa ya? mahasiswa emang pada kumuh gituh?
4. saya beberapa kali melihat, wc di sekitaran tangga ft ke arah musola if, digunakan hanya oleh mereka yang memegang kunci. apakah wc itu memang bukan untuk umum, terus kenapa pintunya ada di selasar tempat orang lewat? seolah-olah pintu itu dengan sadar bilang : silakan masuk, anda boleh menggunakan toilete ini. kenapa ya, kok dikunci, terus kuncinya disimpen di kantor?
5. ada kenapa yang lain, di beberapa tempat seperti di gedung sekolah bisnis manajemen, rektorat, pasca sarjana, labtek 3, ada fasilitas manusia yang manusiawi. apakah karena saya tidak membayar lebih untuk kampus saya, terus saya jadi tidak punya hak untuk mendapat air segar dan wc berbau wajar? apakah teman-teman saya yang sedang berusaha memahami cara berbuat untuk katakanlah negeri ini, harus menghasilkan pemikiran yang gemilang, harus membangun karakter yang kokoh, harus sehat jiwa raga : dididik dalam suasana dan ruang yang seperti itu?mmh...berat bung! tapi tak apa.
teringat dengan kata-kata seorang kakak dari bogor, dia konsultan manajemen institusi:
mau tau gimana kualitas manajemen perusahaan? liat aja wc-nya, sambil tertawa merekah ia mengucap itu dengan yakin. kemudian, saya jadi ikut yakin.
andi kecil!
4 komentarnya:
This comment has been removed by a blog administrator.
salam senja yang kupinta tuk tetap mekar pak,
saya izin berucap tanpa bermaksud ikut-ikutan seperti wc mengganggu pikiran pak andiw...
mm....setelah (sok) berpikir keras ternyata saya bingung mo komentar apa pak ketika di otak ini tiba-tiba saja berkelebat masa dikala dulu Sukarno, Muhammad Hatta, Agus Salim....dalam keremangan lampu teplok, batu tulis dan pakaian seadanya ternyata telah membuat Indonesia Ada....
hidup wc TI....hahaha...sambil kencing bisa ngeceng (",)
benxjeLek...sambil berharap kapan yak bisa kencing di wc SBM......
memang sekarang bukan jamannya hatta dan ki hadjar dewantara, mereka mendapat yang terbaik pada jamannya. sayapun tidak sedang mengeluh sebenarnya, hanya saya sedang sepakat dengan ketua mao : duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. dan jero wacik : bangsa ini belum layak untuk tidur siang. saya tetap tidak menggerutu ketika berlajar, bercinta, dan bercerita. meski memang untuk yang kedua mesti remang-remang, pake lampu teplok, lilin, atau obor. bair setannya fokus!
kalo buat belajar bercinta sambil bercerita saya malah suka keremangan pak..hehheheh...
Post a Comment
<< Home