guru
hanya sedang tertarik membicarakan ini kata.
hari ini, sebentar, lebih tepatnya kemarin--karena sekarang telah berangka 1.15 di kanan bawah layar--saya mendapat beberapa referensi baru tentang makna kata guru. tidak bukan dari dosen saya di kampus. beberapa yang menurut saya harus dituliskan disini, sebagai bagian catatan hari-hari saya di kampus ini...
1. guru, banyak cara yang mereka lakukan untuk mempertahankan kosa kata tersebut agar tetap manis disandangnya. ada yang menunjukkan hal-hal baik, ada pula yang sengaja menunjukkan hal-hal yang kurang baik sebagai bahan mentah bagi saya muridnya untuk berfikir tentang mana yang baik dan mana yang kurang baik.
2. ia adalah sosok unik, ya laki-laki biasa, yang tumbuh dengan harapan, ego, nafsu, bijak, pemikiran, keluarga dan tuntutan-tuntutan pribadinya. beberapa bagian hidupnya tersebut ia relakan untuk dipelajari oleh murid-muridnya. ada yang bahkan membolehkan muridnya masuk ke wilayah keluarganya, meski jelas tidak banyak. bagian paling menarik yang bisa dipelajari tentunya adalah pemikirannya. karena kami dipertemukan oleh topik ini, meskipun pada penerapannya bijak-santun mereka malah memperindah cara mereka menyampaikan pemikirannya.
3. disadari atau tidak, perannya seperti keluarga, yang membentuk pribadi saya seperti ini sekarang. seperti halnya teman. hanya saja ada peran-peran tertentu yang hanya dimiliki oleh para guru. khusus bagi mereka. dan khusus pula oleh mereka.
4. dari caranya menunjukkan sesuatu, dari caranya memberi pemahaman. saya tahu bahwa ia kadang terlalu letih untuk menjadi 'manusia hebat' yang selalu tentang dan 'pantas' saya kagumi. tapi bagi saya, dengan marahnya dia hari ini, dengan tertawanya ia hari ini, dengan becandanya dia hari ini, guru saya benar-benar manusia. dan saya tidak tertarik membicarakan kualitas manusia seperti apa beliau-beliau itu. hanya saja, sampai sekarang, saya masih menyebut mereka guru. dan...mudah-mudahan mereka tidak keberatan saya menjadi muridnya. karena perjumpaan ini, kehendak tuhan, di akhir nanti pun, ada bebarapa pertanyaan atau lebih tepatnya pertanggungjawaban dari keterikatan kami ini.
terimakasih pak!
hari ini, sebentar, lebih tepatnya kemarin--karena sekarang telah berangka 1.15 di kanan bawah layar--saya mendapat beberapa referensi baru tentang makna kata guru. tidak bukan dari dosen saya di kampus. beberapa yang menurut saya harus dituliskan disini, sebagai bagian catatan hari-hari saya di kampus ini...
1. guru, banyak cara yang mereka lakukan untuk mempertahankan kosa kata tersebut agar tetap manis disandangnya. ada yang menunjukkan hal-hal baik, ada pula yang sengaja menunjukkan hal-hal yang kurang baik sebagai bahan mentah bagi saya muridnya untuk berfikir tentang mana yang baik dan mana yang kurang baik.
2. ia adalah sosok unik, ya laki-laki biasa, yang tumbuh dengan harapan, ego, nafsu, bijak, pemikiran, keluarga dan tuntutan-tuntutan pribadinya. beberapa bagian hidupnya tersebut ia relakan untuk dipelajari oleh murid-muridnya. ada yang bahkan membolehkan muridnya masuk ke wilayah keluarganya, meski jelas tidak banyak. bagian paling menarik yang bisa dipelajari tentunya adalah pemikirannya. karena kami dipertemukan oleh topik ini, meskipun pada penerapannya bijak-santun mereka malah memperindah cara mereka menyampaikan pemikirannya.
3. disadari atau tidak, perannya seperti keluarga, yang membentuk pribadi saya seperti ini sekarang. seperti halnya teman. hanya saja ada peran-peran tertentu yang hanya dimiliki oleh para guru. khusus bagi mereka. dan khusus pula oleh mereka.
4. dari caranya menunjukkan sesuatu, dari caranya memberi pemahaman. saya tahu bahwa ia kadang terlalu letih untuk menjadi 'manusia hebat' yang selalu tentang dan 'pantas' saya kagumi. tapi bagi saya, dengan marahnya dia hari ini, dengan tertawanya ia hari ini, dengan becandanya dia hari ini, guru saya benar-benar manusia. dan saya tidak tertarik membicarakan kualitas manusia seperti apa beliau-beliau itu. hanya saja, sampai sekarang, saya masih menyebut mereka guru. dan...mudah-mudahan mereka tidak keberatan saya menjadi muridnya. karena perjumpaan ini, kehendak tuhan, di akhir nanti pun, ada bebarapa pertanyaan atau lebih tepatnya pertanggungjawaban dari keterikatan kami ini.
terimakasih pak!
0 komentarnya:
Post a Comment
<< Home