Monday, May 14, 2007

Takut? Mulailah Bertanya Kenapa

Pertama kali saya berani membayangkan, ingin hidup di laboratorium adalah untuk berusaha mengerti lebih baik geofisika. Kini setahun setengah setelahnya, di laboratorium yang dulu saya bayangkan itu, saya didekap ketakutan. Takut tidak bisa ikut seminar, tidak mengumpulkan draft yang layak, tidak berhak sidang, atau sidangnya tidak lulus, dan akhirnya tidak wisuda juli 2007 ini. Setelah waktu dua bulan, mengolah data Gunung Guntur, sampailah saya pada langkah selanjutnya, studi tomografi. Hanya saja, program yang dibuatkan orang itu belum bisa bekerja untuk data saya. Waktu tinggal seminggu, belum ada satu gambarpun yang saya peroleh, makanya saya panik, takut, dan tidak mengerti apa yang saya kerjakan. Kemudian ada malam ini, yang saya menjadi sangat ingin duduk tenang, memikirkan alasan kenapa saya ada di lab ini. Kenapa tidak di lab sebelah? Kenapa tidak di rumah?

Kenapa harus takut? takut karena tidak sadar diri sendiri, karena tidak mengerti.

Misalkan begini, lalu kenapa kalau tidak wisuda Juli ini? ya resikonya harus bayar SPP sendiri, harus bayar biaya hidup sendiri, dan mengecewakan orang tua karena lama anaknya lulus jadi sarjana. Bukankah resiko-resiko itu semuanya masuk akal dan bisa saya tanggung?

Misalkan lagi begini, saya tidak lulus karena dinilai oleh dosen pembimbing dan penguji belum layak. Ya tinggal bekerja sekali lagi untuk membuktikan bahwa saya layak. Kalau gagal, ya sekali lagi. Sampai batas waktu yang pasti ada. Penyesalan, kekalahan itu hanya ada untuk usaha yang tidak sungguh-sungguh dari saya. Itu saja.


Terimakasih Tuhan, atas kejernihan, yang tentu saja darimu.

_adw
*tenang

1 komentarnya:

Blogger adinda bilang...

waduh semangat ya TAnya susah banget ya...tapi alhamdulilah dah beres ya semua gambar dah keluar tinggal jurnal dan slide ya

SEMANGAT!!!!!!!!!!

-od aja-

4:47 pm  

Post a Comment

<< Home