Thursday, October 15, 2009

Tambal Ban dan Roti Bakar

Tadi malam ban motor bebek 'se-bebek-bebek-nya' saya bocor, sejak parkiran kantor, tapi sungguh ga kebayang dorong-dorong motor nyari tambal ban. Dipaksakan, ban dalem ancur donk!
Si akang penambal ban, orang Kuningan matok harga 35 rebu, yang besok hari nya di vonis penipuan oleh OB kantor, karena biasanya paling 18-25 rebu. Termasuk ongkos pasang.

Hanya lucu saja, di antara tinggi gedung yang hiruk-pikuk, panas diluar dingin di dalam, bising di basement itu terselip kesederhanaan yang memudahkan hidup. Tukang tambal ban is epriwer.
Sambil bengong nunggu ban diganti, saya coba amati bagaimana dia bekerja. He was looks happy, even extremly happy, when he got 35 grant for such 23 grant stuff.

Ya, si akang Kuningan ini happy, dengan caranya sendiri menciptakan atau mengondisikan 'bahagia' versi dirinya, yang dia reka-reka sendiri dari bilik rokok sukuran 2 x 1 meter nya.

Sukses jadi tukang tambal ban!

Malam sebelumnya saya, istri dan kakak yang sedang berkunjung ke Ibu Kota nongkrong di Roti Bakar Edi PU. Menu, meja, suasana, logo, stiker, dan penjual di sekitar Roti Edi ini tidak berubah, seperti telah mengalami puncak, the peak, setelah itu apa? Besok mereka akan memulai aktivitas dengan mendorong gerobak lagi menata atap terpal, diakhiri dengan menyapu trotoar yang kian menghitam itu.

Sukses, sepertinya membosankan, jadi tim Roti Bakar Edi!

Ketika akan pulang, ketemu teman lama, eh err...ya senior deh, sekarang di Komisis I sana, menang dari Dapil Jabar II. Si akang ini nampak asik dengan pesanan roti-nya, tanpa harus khawatir ada yang mengenalinya, meski dari posturnya sudah jelas militer, dari geraknya sudah jelas ada bintang di pundaknya, tapi tetap enjoy dengan roti bakar pinggir jalannya.

Sukses jadi penikmat kuliner dan sukse di Komisi I nya kang!

Regards,
Adw

0 komentarnya:

Post a Comment

<< Home