berkunjung ke rumah guru
cerita ini untuk masa-masa sma saya,
ketika itu kelas 2 sma, pertengahan tahun 2000 di kota kecil ciamis. saya menemukan sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan. kemudian indah. kemudian kagum. kemudian ragu. kemudian lupa.
tareqat qadiriyah wa naqsabandiyah (tqn), salah satu jenis tarekat yang berkembang di indonesia. tarekat sendiri adalah metoda untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Mengetahui.
_waktu berjalan dan...sampailah pada ini hari.
pagi sekali saya bangun, kemudian menyiapkan diri mengunjungi emih di gunungcupu, desa anggun yang kata a jamal berdiri sendiri do luar indonesia (?) seperti halnya vatikan. di ciawi, ada baligho gede. tentang se-abad ponpes serba bakti suryalaya. whew! "ah, gw harus kesana!"
setelah bermanja-manja di rumah, akhirnya saya pamit pulang ke bandung. tapi sebelumnya saya ingin mengunjungi guru saya (jika boleh). dan ternyata selalu boleh, itulah, namanya ulama. terpancar dari mata penunggu tempat parkir dan kata-kata yang diucapkannya. sang guru telah sedemikian sukses mendoakan lembut banyak hati. akankah saya?
yang segera terpikir adalah harus dapat pernik tasyakur bi nikmat sama buku-buku tentang suryalaya. setelah berjalan-jalan dan membuka pembicaraan dengan penunggu parkir tadi, saya menuruti sarannya untuk menuju ke lapangan jamilega, tempat diadakannya pameran. dan ternyata, yang berbau suryalayanya dikit banged! yang lucu, ada poster christina aquilera dipajang di salah satu stand pameran, lengkap dengan bagian tubuh memesonanya.
saya melanjutkan acara keliling lokasi pameran, sepertinya begitu menghibur bagi masyarakat sekitar, terlihat dari antusias dan wajah-wajah ceria yang lalu-lalang.milad se-abad itu diisi dengan berbagai kegiatan, ya salah satunya pameran ini. bagian diluar dugaan adalah ketemu jemy, bapak kepala gamais (keluarga mahasiswa islam itb) perioda lalu.
setelah mencicipi kopi village gratis sepertinya hari mulai sore dan barang-barang yang tersedia kebanyakan memang bukan untuk saya. akhirnya saya memutuskan untuk pulang. masih dengan celana pendek, sendal jepit, tas punggung, dan sweater pinky!
saya membawa pulang 4 buku:
_sejarah pondok pesantren suryalaya oleh r.h. unang sunardjo, sh
_bidayatussalikin oleh h. syihabuddin suhrowardi
_uquudul jumaan oleh yayasan serba bakti ponpes suryalaya
_miftahus shudur oleh abah anom
yang menarik adalah acara ini disponsori indosat, jarum coklat, dan telkomsel. merek yang juga menyeponsori banyak kegiatan yang tidak lucu. jadi ke mana arah modal di langkahkan? ke hati. hari para pelanggan. bagaimana dengan tqn?
karena hati hanya bisa disentuh oleh hati.
_ikhwan (saudara) andi.
ketika itu kelas 2 sma, pertengahan tahun 2000 di kota kecil ciamis. saya menemukan sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan. kemudian indah. kemudian kagum. kemudian ragu. kemudian lupa.
tareqat qadiriyah wa naqsabandiyah (tqn), salah satu jenis tarekat yang berkembang di indonesia. tarekat sendiri adalah metoda untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Mengetahui.
_waktu berjalan dan...sampailah pada ini hari.
pagi sekali saya bangun, kemudian menyiapkan diri mengunjungi emih di gunungcupu, desa anggun yang kata a jamal berdiri sendiri do luar indonesia (?) seperti halnya vatikan. di ciawi, ada baligho gede. tentang se-abad ponpes serba bakti suryalaya. whew! "ah, gw harus kesana!"
setelah bermanja-manja di rumah, akhirnya saya pamit pulang ke bandung. tapi sebelumnya saya ingin mengunjungi guru saya (jika boleh). dan ternyata selalu boleh, itulah, namanya ulama. terpancar dari mata penunggu tempat parkir dan kata-kata yang diucapkannya. sang guru telah sedemikian sukses mendoakan lembut banyak hati. akankah saya?
yang segera terpikir adalah harus dapat pernik tasyakur bi nikmat sama buku-buku tentang suryalaya. setelah berjalan-jalan dan membuka pembicaraan dengan penunggu parkir tadi, saya menuruti sarannya untuk menuju ke lapangan jamilega, tempat diadakannya pameran. dan ternyata, yang berbau suryalayanya dikit banged! yang lucu, ada poster christina aquilera dipajang di salah satu stand pameran, lengkap dengan bagian tubuh memesonanya.
saya melanjutkan acara keliling lokasi pameran, sepertinya begitu menghibur bagi masyarakat sekitar, terlihat dari antusias dan wajah-wajah ceria yang lalu-lalang.milad se-abad itu diisi dengan berbagai kegiatan, ya salah satunya pameran ini. bagian diluar dugaan adalah ketemu jemy, bapak kepala gamais (keluarga mahasiswa islam itb) perioda lalu.
setelah mencicipi kopi village gratis sepertinya hari mulai sore dan barang-barang yang tersedia kebanyakan memang bukan untuk saya. akhirnya saya memutuskan untuk pulang. masih dengan celana pendek, sendal jepit, tas punggung, dan sweater pinky!
saya membawa pulang 4 buku:
_sejarah pondok pesantren suryalaya oleh r.h. unang sunardjo, sh
_bidayatussalikin oleh h. syihabuddin suhrowardi
_uquudul jumaan oleh yayasan serba bakti ponpes suryalaya
_miftahus shudur oleh abah anom
yang menarik adalah acara ini disponsori indosat, jarum coklat, dan telkomsel. merek yang juga menyeponsori banyak kegiatan yang tidak lucu. jadi ke mana arah modal di langkahkan? ke hati. hari para pelanggan. bagaimana dengan tqn?
karena hati hanya bisa disentuh oleh hati.
_ikhwan (saudara) andi.