Saturday, March 26, 2005

segitiga : bukan mau saya

tulisan ini sebenarnya dapat dimengerti dengan pasti oleh tiga sudut segitiga, mseki sangat mungkin sudutnya bertambah, polygonal. termasuk anda.

diketahui:
x, y, z semuanya ciptaan tuhan. bedanya:
x,y perempuan.
z laki-laki.
x sayang ke z hanya saja z, sempat sangat jatuh. dan sampai sekarang masih merasa tidak punya apa-apa lagi, setelah semua miliknya dibawa semua ke rumah x. x bilang z harus pulang, z bingung, harus pulang ke mana, lagian z udah ga punya ongkos pulang, bahkan. tapi dari kata-kata, dan entah rasa dari mana, z tau betul kalau x sayang dia. x tau z juga sayang y.
y sayang ke z ini ketahuan dari kata-kata, dari mata, dari waktu, dari bau. meski y sedang sangat sakit, dan belum memutuskan untuk sembuh. y banyak diminta z untuk ini itu, tapi z tak ngasih apapun ke y, karena memang ga punya apapun. y ini seperti peran bebas dalam drama : awalnya muncul untuk diselamatkan, kemudian menyelamatkan, jagoan.
z sayang x dan y yang lucu, y membuat z tersadar (dan sepertinya berusaha untuk itu) bahwa yang z butuhin adalah x. tapi x datang dan pergi sekenanya, sementara y selalu ada, dengan senyuman yang sama.

ditanyakan:
jika anda perempuan, jadi x atau jadi y, apa yang anda lakukan?
jika anda laki-laki, jadi z, siapa yang anda pilih, x, y, atau tidak keduanya? alasannya?

jawab:
tulis ajah di komenh. makasi yaks!
ini bukan curhat, hanya peserta os!

Thursday, March 24, 2005

kampus itb : ruang dan manusia

salam sayu dini hari,

sebeum saya tidur saya ingin bercerita tentang gatal yang mengganggu benak saya yang sederhana ini. tentang ruang hidup kita, terutama mahasiswa. melihat beberapa tempat (ruang) di mana saya harus tetap tangguh berpikir, bercinta, dan bercerita. coba tengok beberapa pusat kegiatan mahasiswa:
1. sunken court; wc-nya parah. dari dua tempat bak-nya satu rusak. dua wc-yang ada sama baunya, banyak kecoak, dan tidak ada penerangan. beberapa waktu lalu saya melihat instalasi lampu dari temen-temen kmpa-g tapi sekarang sepertinya tidak berfungsi.
2. gedung bekas upt olahraga. coba tengok wc-nya. beuh! mana ada airnya, terus wastafel dan keluarganya udah pada kuning-kuning. bau pula.
3. wc dan tempat wudu musola bulet ftsp (mus-bul). disitu juga kerannya cuman dua yang pegangannya masih utuh. terus di dalam wc-nya banyak tulisan-tulisan berbau tajam.

beberapa hal yang mengganggu saya:
1. di tiap-tiap tempat yang saya sebut di atas ada petugasnya loh. entah karena penghargaan yang tidak layak, atau rendahnya motivasi dan dedikasi (cieeh) jadinya bersih-bersihnya enggak total.
2. saya berpikir tentang bagaimana kita manusia, diperlakukan sebagai manusia. apakah dengan disediakan fasilitas yang sedemikain manis itu kita masih dianggap manusia? mahasiswa? berapa persen seh tingkat kebutuhan mahasiswa atawa warga kampus lah, yang terpenuhi dengan fasilitas yang ada sekarang? i bet you less than 50%.
3. dapat dilihat secara umum di beberapa lokasi kegiatan mahasiswa, kondisinya emang bener-bener kumuh. kenapa ya? mahasiswa emang pada kumuh gituh?
4. saya beberapa kali melihat, wc di sekitaran tangga ft ke arah musola if, digunakan hanya oleh mereka yang memegang kunci. apakah wc itu memang bukan untuk umum, terus kenapa pintunya ada di selasar tempat orang lewat? seolah-olah pintu itu dengan sadar bilang : silakan masuk, anda boleh menggunakan toilete ini. kenapa ya, kok dikunci, terus kuncinya disimpen di kantor?
5. ada kenapa yang lain, di beberapa tempat seperti di gedung sekolah bisnis manajemen, rektorat, pasca sarjana, labtek 3, ada fasilitas manusia yang manusiawi. apakah karena saya tidak membayar lebih untuk kampus saya, terus saya jadi tidak punya hak untuk mendapat air segar dan wc berbau wajar? apakah teman-teman saya yang sedang berusaha memahami cara berbuat untuk katakanlah negeri ini, harus menghasilkan pemikiran yang gemilang, harus membangun karakter yang kokoh, harus sehat jiwa raga : dididik dalam suasana dan ruang yang seperti itu?mmh...berat bung! tapi tak apa.

teringat dengan kata-kata seorang kakak dari bogor, dia konsultan manajemen institusi:
mau tau gimana kualitas manajemen perusahaan? liat aja wc-nya, sambil tertawa merekah ia mengucap itu dengan yakin. kemudian, saya jadi ikut yakin.

andi kecil!

Wednesday, March 02, 2005

kemahasiswaan : dunia mahasiswa

memulai dengan puisi :
selamat pagi udara dingin,
selamat merekah menjadi embun,
toh besok pagi [jika ada],
jadi udara lagi.

jadi malu, nulis banyak di halamannya ikram di sini dibiarin kosong. kebetulan kemarin pagi ada sahabat hati yang ngajak ngobrol masalah ini.

tentang pemilu raya km itb
selamat dan salut buat jalu, prima, dan kawan-kawan panpel yang masih berani berharap pada kemahasiswaan itb dengan cara seperti itu. beberapa kali himpunan saya dikunjungi untuk membicarakan masalah pemilu raya, sedikit lucu, karena hanya beberapa kali saja dalam periode oktober04-maret05 ini ada produk pemilu raya lalu berkunjung ke himpunan saya. tapi sudahlah. yang menurut saya menari untuk disampaikan di sini ialah tentang PEMILU BERKUALITAS. dari yang saya pahami, keharusan ada bebrapa komponen yang bermain dalam drama pemilu raya:
1. panpel dan aturan yang berpihak pada kejujuran pelaksanaan pelaksanaan politik kampus yang sehat
2. kandidat dan tim yang kuat, serius, total, dan tidak konyol
3. voter yang layak memilih
4. unit pengawas, baik secara kelembagaan dan atau personal
yang saya rasakan sekarang di pemilu raya kali ini ada beberapa komponen yang nampak keropos:
1. panpel? oke lah yah. hanya pengemasan publikasinya yang kurang sentuhan perasaan [coba lihat deh banyak selebaran kecil masalah pemilu raya bergeletakan di selasar-selasar himpunan, di tong sampah, dan di tanah-tanah basah : bukan karena ga layak baca, tapi...]
2. kandidat, dari 6 yang mengambil formulir [maaf kalo tdk valid], hanya tiga yang mengembalikan formulir dan lulus verifikasi. hal tersebut secara sederhana menunjukkan seperti apa kandidat yang ngambil formulir dan tim di belakangnya. pembukaan kampanye kemarin, ada kandidat yang tidak datang, katanya memperjuangkan keyakinannya yang lebih praksis. oke, enggak apa-apa, bagus. tapi timnya harus bekerja keras meyakinkan dan menyampiakan ke publik bahwa yang calonnya lakukan adalah benar dan tidak melanggar etik apapun.
3. pemilih yang layak memilih. karena pemilih di itb itu sedikit, berkisar angka 4-6 ribuan, maka saya sempat bercita-cita para pemilih itu benar-benar tahu apa konsekuensi dari pilihannya. memilih berarti meyakini. Memilih tidak hanya menggiring ke jurang taggungjawab, tetapi menemani sampai batas kepengurusan, dan itu arti suatu kepercayaan. harusnya memang ada minimal 10 persen masa loyal pendukung presiden terpilih yang siap berkegiatan di kampus untuk kemahasiswaan itb periode ini, ternyata tidak demikian. jika kita tidak tahu akan diarahkan kemana km dan cara kerja kepengurusannya seperti apa, ya identias kandidat lah, lebih baik tidak memilih. karena tidak memilih saja tidak merubah apa-apa, maka harus ada energi lebih yag dialokasikan untuk masalah ini. kecuali ada standard minimum pemilih, kalau perolehan suara dibawah minimum semua maka bubarlah kita.
4. peran pengawas, sebenarnya lebih ke tanggungjawab institusional untuk himpunan-himpunan dan unit. mengawasi, mendukung, menolak, mengecam, dan atau memboikot sekalipun adalah pelajaran politik yang sehat. besambung...