Parkir di Kampus ITB
Menarik bagi saya menuliskan ini karena ternyata permasalahan ini bisa jadi entry point permasalahan Institut Teknologi Bandung yang lain. Edaran tentang berlakunya peraturan baru tata-kelola parkir di kampus ITB diterbitkan seminggu lalu. Perubahan penting ada pada bagian akses ke dalam kampus yang hanya diperuntukkan bagi karyawan dan dosen ITB pada pukul 7-5 sore, tapi tunggu dulu, yang lebih parah adalah peraturan tersebut berlaku 24 jam! Artinya, ITB adalah kampus karyawan dan dosen saja. "Orang luar" ITB, termasuk mahasiswa, dipersilakan untuk menggunakan tempat parkir di area parkir timur jalan Ganesha. Dengan catatan, jika anda parkir lewat jam 10 malam, maka jangan berharap mobil atau motor anda bisa keluar lapangan parkir sebelum jam 6 pagi.
Mari beranalogi:
1. mahasiswa TA atau sedang ada acara, harus bawa atribut yang banyak ke dalam kampus, tetap saja tidak bisa meloby satpam untuk masuk kampus
2. jika saya bawa kendaraan, diparkir di parkir SR (timur jalan Ganesha), jam 10 kurang 15 saya harus kesana dan memindahkan kendaraan saya ke...(?) jawabannya, keluar kampus.
Anda harus melihat bagaimana kondisi sekitar gerbang depan dan gerbang belakang kampus ITB malam hari. Motor berdesakkan. Mobil berantakan. Sisi baiknya, nadi kampus ini masih berdenyut diwaktu malam. Tapi sisi menyedihkannya adalah betapa BODOH-nya pembuat aturan tata-kelola parkir ITB ini. Paling tidak ada beberapa ke-BODOH-an yang kasat mata:
1. Tidak ada fasilitas yang disediakan bagi pengguna kendaraan yang akan parkir di luar kampus, paling tidak, penjagaan optimal dan penerangan yang cukup. Motor teman saya Agung (Bio 2005) patah kunci stangnya ketika diparkir malam-malam di depan kampus, untungnya dia pake kunci ganda.
2. Penanganan parkir kampus seperti penanganan sampah orang bodoh, NOT IN MY BACKYARD, asal bukan dalam kampus, bukan tanggungjawab kami! Inti permasalahannya ada beban parkir ITB dan keamanan kampus. Sementara solusi yang super stupid ini du uji coba sampai tanggal 15 nanti, sudah ada 1 mobil dan 1 motor yang hilang. Terbukti strategi ini super stupid. Tidak menyelesaikan masalah, meski bahkan saya berserapah disini juga tentu tidak menyelesaikan masalah. Hanya saja, saya ingin si pembuat keputusan tahu, jika soemhow someday membaca, dan temen-temen yang baca ini terbayang kronologisnya.
Ditambah dengan permasalahan tes masuk komandan satpam. Ditambah dengan makin sedikit satpam yang ramah. Ditambah dengan komandan satpam baru yang arogan (katanya). Makin lengkaplah penderitaan kampus ini.
becandaan:
pensiunan kolonel angkatan udara RI kok maw jadi komandan satpam kampus sekecil ITB? kolonel tuh kelasnya bupati-walikota-atau gubernur...pilihan yang aneh...
tapi yasudahlah...orang Bodoh tentu akan kena getah-nya. we'll see.
_adw
Mari beranalogi:
1. mahasiswa TA atau sedang ada acara, harus bawa atribut yang banyak ke dalam kampus, tetap saja tidak bisa meloby satpam untuk masuk kampus
2. jika saya bawa kendaraan, diparkir di parkir SR (timur jalan Ganesha), jam 10 kurang 15 saya harus kesana dan memindahkan kendaraan saya ke...(?) jawabannya, keluar kampus.
Anda harus melihat bagaimana kondisi sekitar gerbang depan dan gerbang belakang kampus ITB malam hari. Motor berdesakkan. Mobil berantakan. Sisi baiknya, nadi kampus ini masih berdenyut diwaktu malam. Tapi sisi menyedihkannya adalah betapa BODOH-nya pembuat aturan tata-kelola parkir ITB ini. Paling tidak ada beberapa ke-BODOH-an yang kasat mata:
1. Tidak ada fasilitas yang disediakan bagi pengguna kendaraan yang akan parkir di luar kampus, paling tidak, penjagaan optimal dan penerangan yang cukup. Motor teman saya Agung (Bio 2005) patah kunci stangnya ketika diparkir malam-malam di depan kampus, untungnya dia pake kunci ganda.
2. Penanganan parkir kampus seperti penanganan sampah orang bodoh, NOT IN MY BACKYARD, asal bukan dalam kampus, bukan tanggungjawab kami! Inti permasalahannya ada beban parkir ITB dan keamanan kampus. Sementara solusi yang super stupid ini du uji coba sampai tanggal 15 nanti, sudah ada 1 mobil dan 1 motor yang hilang. Terbukti strategi ini super stupid. Tidak menyelesaikan masalah, meski bahkan saya berserapah disini juga tentu tidak menyelesaikan masalah. Hanya saja, saya ingin si pembuat keputusan tahu, jika soemhow someday membaca, dan temen-temen yang baca ini terbayang kronologisnya.
Ditambah dengan permasalahan tes masuk komandan satpam. Ditambah dengan makin sedikit satpam yang ramah. Ditambah dengan komandan satpam baru yang arogan (katanya). Makin lengkaplah penderitaan kampus ini.
becandaan:
pensiunan kolonel angkatan udara RI kok maw jadi komandan satpam kampus sekecil ITB? kolonel tuh kelasnya bupati-walikota-atau gubernur...pilihan yang aneh...
tapi yasudahlah...orang Bodoh tentu akan kena getah-nya. we'll see.
_adw
4 komentarnya:
dari dulu kek kalo nulis blog kaya gini. kan enak. pembaca jelas.
Parkiran lagi... parkiran lagi... ga kelar-kelar nih kampus ngurus masalah ginian :(
Soal jangka waktu parkir yang dibatasi... keliatannya bukan solusi. Inti masalahnya kan ada di keamanan ama ruang parkir yang terbatas. Kalau dah gitu, tinggal targetin masalah itu aja kan?? Bangun aja parkir bertingkat misalnya. Kan urusan space kelar. Biaya emang gede, tapi investasi jangka panjang kan? Kalo parkir timur bisa nampung 50 mobil ama 200 motor misalnya, pembangunan gedung parkir 4 tingkat kan paling enggak naikin kapasitas ampe 3-4 kali?? masa dalam 5 tahun ga bisa dapet profit dari parkir bertingkat?
Dan lagi... errr... sudah ah. kepanjangan nih komen :p Heehhehe... numpang ngasih uneg2 juga :p
salam kenal
bimoseptyop
@ikram
kan gw ga maw nyaingin lo krom...tak boleh ada dua matahari di dunia pers kampus haha, siapa gw? haha, ampun krom ampun
@wiku
makasi mas, secara lo lebih tu
ir dari gw wik hehe
@bimo
makasi kunjungannya, salam kenal juga!
Post a Comment
<< Home