Friday, March 24, 2006

Kampanye (2)

Resume Hearing 23 Maret 2006 di Selasar HMFT

Alur pemaparan yang direncanakan:
1. pembukaan.
Isinya ajakan, dalam masa kampanye ini, saatnya membuka diri, dengan niatan mengetahui, mengenal, berdiskusi lebih dekat dengan calon-calon Presiden KM. Jika niatan awal sudah mentok, mendukung karena alasan-alasan yang tidak bisa diganggu gugat, entah kesamaan apanya, tanpa mempedulikan apa yang ditawarkan dan seperti apa calon lain. Buta dan membutakan diri sendiri. Lalu memilih, menggunakan hak pilihnya yang berharga sekenanya. Maka jangan harap akan ada perubahan, maka jangan ada di barisan orang yang ingin perbaikan. Fair kan?

2. isi
isinya, dijelaskan visi misi proker (jabaran singkatnya) yang sesuai dengan pemirsa. Dikembangkan sesuai pertanyaan.

3. penutup
Berupa ajakan untuk sama-sama berdoa, Pemilu Raya tahun ini, menjalani proses taerbaik, untuk hasil yang terbaik pula. Mari sama-sama berdoa untuk kehidupan mahasiswa ITB, untuk ITB, untuk Indonesia, dan untuk Kemanusiaan yang lebih baik. Aamiin.
Terakhir, yang ditekankan adalah aksesibilitas saya, yang dapat dihubungi, diajak diskusi terutama tenang Pemilu Raya kapan saja, dengan batasan keterbatasan fisik dan jadwal akademis hehe...

Pertanyaan yang keluar
1. Kemandirian Finansial Mahasiswa melalui KM ITB, hubungannya dengan pengolaan dana kemahasiswaan?
2. Pencerdasan Sosial Politik Mahasiswa?
3. Pengabdian Masyarakat?
4. Langkah kongkrit untuk Keprofesian dan Kaderisasi?
5. Falsafah hidup?

Jawabannya;
1. Kemandirian Finansial mahasiswa hubungannya dengan 2 hal
a. pengelolaan dana kemahasiswaan secara mandiri, termasuk di dalamnya beasiswa yang sekarang dipegang oleh tim beasiswa (TB). Hal ini merupakan hak mahasiswa, karena merupakan bagian dari SPP mahasiswa tiap semester.
b. kreativitas mahasiswa untuk mendapatkan sumber keuangan sendiri, misalkan dengan pengembangan Satuan Dana mahasiswa. Hal ini membutuhkan perencanaan strategis dan pelaksanaan teknis jangka penjang, mengingat investasi keuangan menempatkan waktu sebagai variabel yang penting.
rencana:
_kerjasama dengan alumni sebagai mentor bisnis.
_kerjasama inkubator bisnis mahasiswa
_mencari peluang layanan kebutuhan mahasiswa yang dapat ditangani oleh mahasiswa sendiri. misal: travel + tiket (transportasi), kantin, telekomunikasi, informasi

2. Pencerdasan Non-Akademik, dapat dilakukan dengan pemberdayaan sel-sel kaderisasi, misalkan himpunan dan unit. Pengemasan yang enak dan dapat diterima (konteks) untuk menyampaikan materi yang padat (konten) menjadi hal penting dalam komunikasi massa.
Mengenai aksi ke luar kampus yang sering dilakukan Kabinet KM ITB tanpa melakukan pencerdasan terlebih dahulu kepada massa kampusnya sendiri merupakan ekses/turunan dari lemahnya budaya pembahasan ke masalah ini. Dengan kata lain, konsern mahasiswa ITB terhadap permasalahan Non-Akademis kurang tereksplorasi. Poinnya bukan aksi atau tidak, tapi mengerti atau tidak. Keputusan KELUAR atau TIDAK, didasari oleh pemahaman mahasiswa ITB atas isu yang berkembang. SIKAP yang diambil bukan berdasarkan keinginan untuk sekadar EKSIS atau karena KETIDAKTAHUAN.

3. Pengabdian masyarakat merupakan salah satu minat yang selalu ada di mahasiswa. Jika hubungannya dengan disiplin ilmu masing-masing, maka kata kuncinya adalah komprehensif. Pertanyaan tentang bagaimana melaksanakan PM yang integratif dan lengkap sesuai kapasitas masing-masing.

4. Langkah kongkrit untuk Kaderisasi dan Keprofesian
Kaderisasi
_membuat Satgas Kaderiasasi untuk merumuskan PIJAKAN yang STABIL agenda kaderiasasi mahasiswa
_melakukan peninjauan ulang kasus IMG dan HIMAFI dengan melibatkan Senat Akademis, WRAM, dan Himpunan serta Unit

Keprofesian
_iklim kompetisi dan keterbukaan lokal, nasional, dan internasional
_kuantifikasi pencapaian mahasiswa sebagai salah satu parameter yang paling mudah, diantaranya dengan karya yang dihasilkan. Membutuhkan peran banyak pihak, rektorat dengan wilayahnya, mahasiswa dengan wilayahnya, dosen dengan wilayahnya, masyarakat dan pemerintah dengan wilayahnya

5. Falasah hidup
Inginnya islam, tapi karena pemahaman saya tentang islam tidak datang sekaligus, tapi satu-satu maka menjadi berat bagi saya untuk mengejewantahkan semuanya sesuai konsep islam. Sikap dan Pikir saya, banyak yang didasarkan pada analis taktis yang berdasar pada logika, perasaan (hati), dan keinginan untuk membela setelah menemukan kebenaran. Meski ada Yang Maha Benar.

_adiwiarta
Semoga menjelaskan dan membuka ruang baru dalam pemikiran kita, untuk perubahan, untuk perbaikan.

0 komentarnya:

Post a Comment

<< Home