suatu sore akhir tahun 2005, di bilangan rajamantri, di ruang depan tepatnya, ada percakapan. antara saya dan kakaknya kakak ipar, usianya sekarang 46 tahun. obrolan santai sambil makan camilan itu bergerak kesana kemari. mulai dari membicarakan pekerjaan, kuliah, keluarga, pacaran, yang biasa dengan singkat ditulis orang dengan: hidup.
hari ini, saya merasa mengingat lagi penggalan obrolan itu. kurang lebihnya begini:
...
"nah, gitu ndi, ya banyak belajar lah dari masalah masalah keluarga seperti ini".
"sebenernya ndi ya, laki-laki itu lebih lemah secara psikis dibanding perempuan, memang secara fisik si cowok lebih kuat, tapi secara psikis mah enggak.."
"oh iya a?, wah hm..."
...
buat anak psikologi, mungkin, percakapan diatas, bisa ditemukan di pengantar kuliah di tahun tahun pertama kuliah. atau bisa ditemukan di artikel lepas tabloid atau majalah mingguan. yang menarik adalah, hari ini saya membuktikan itu. tidak hari ini saja, sebelum-sebelumnya juga. tapi yang penting dari sini adalah bagaimana memperbaikinya,
let's save the day!
disinetron jam 7 malam ada adegan yang memperkuat itu:
si cewek bisa dengan mudah bilang "bisa dipending dulu ga?"
dan si cowo bingung...sementara di kepalanya bejibun kata yang ingin duluan keluar dari mulutnya...meski artinya sederhana: aku bingung, aku sayang kamu, tolong bantu aku.
si cewek bisa dengan mudah bilang "udah lah, jangan melow-melow, sekarang bukan saatnya melow-melow, lebih banyak hal yang perlu dipikirin, dan dilakukan tentu".
dan si cowo jadi segan untuk melanjutkan, harusnya (dikepalanya yang tertanam sejak kecil) ia yang mengambil keputusan dalam percakapan, harusnya ia yang menangkan, bukan di cewek. tapi, argh!
si cewek bisa dengan mudah bilang "capek deh, tengkar mulu, padahal bukannya sepakat untuk saling dukung, capek tauk tengkar mulu, udah deh sederhanain aja masalahnya".
dan si cowo masih bingung dengan ego-nya yang harus selalu tampil lebih dibanding ceweknya.
pertanyaan tentu mengalir deras setelah itu. maksud tuhan apa sih, kok si cewek harus bersedia berlaku seperti itu untuk si cowok. dan kenapa si cowok harus dilahirkan dengan ego-ego seperti itu? tentu semuanya berhubungan dengan di lingkungan mana kita tumbuh dan dibesarkan. pemahaman-pemahaman dasar yang harus terus diperbaiki tiap hari. agar tidak termakan ego sendiri, agar tidak termakan pemikiran bodoh, dan semakin tidak jujur, semakin tidak mengenal diri sendiri, semakin tidak bisa mengontrol diri sendiri.
...dan saya ingin melihatmu terus berbinar, dengan saya yang lebih baik, dan kamu yang lebih baik...dan kita siap untuk semuanya.
_adw
*d, u'r so so strong!am proud of u d!