berkali-kali saya bilang, ke beberapa orang terdekat. kalo saya rasa ramadhan tahun ini saya tidak merasakan nuansa ramadhan yang beda dibanding bulan-bulan lainnya. kemudian logika sederhana saya membawa kondisi sekarang untuk dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. kemudian dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama dengan ramadhan yang saya habiskan bersama emih dan bapa.
nah ada bedanya, banyak.
berikut beberapa yang bisa saya baca:
1. nuansa ramadhan, atau katakanlah perasaan saya ada di bulan ramadhan ini tidak kerasa karena pada dasarnya saya sendiri tidak menganggap bulan ini istimewa, dan tidak ingin menjadikannya istimewa. hanya acara-acaranya saja yang khas ramadhan, renungan dan komunikasi hati ini dengan khalik tak ada kabar istimewa, biasa aja. nuansa itu dibangun oleh saya sendiri, dan saya tidak membangun nuansa itu, jadi...ya andi kamu rugi tahun ini. tapi tenang, kamu yang memutuskan untuk rugi, kecuali sang khalik berkeinginan memberimu limpahan keuntungan.
2. solat, saya percaya untuk tidak solat adalah batal puasa. karena memang solat itu tiangnya agama, dan solat sederhananya bagi saya adalah menit-menit indah bercengkrama dengan khalik. solat juga diciptakan 5 waktu sehari untuk memberi kesempatan manusia beristigfar. karena tentu lebih banyak tidak ingat tuhannya dibandingkan ingat. solat saya bulan ramadhan ini, biasa aja, yang jelas lebih khusu, solat magrib.
jadi ingat saya secara sadar dan dalam keadaan bisa, membolos solat jumat. hal yang 16 tahun -seingat saya- tidak pernah saya lakukan. kepikiran pun tidak. jadi, pada dasarnya banyak kejahatan dan kebaikan saya, mungkin kita, manusia yang punya label :
kepikiran pun tidak.
3. orang tua, saya percaya ramadhan adalah momen untuk menikmati romansa bersama keluarga, sekumpulan orang yang diciptakan tuhan untuk memberi warna utama pada hidup saya. anehnya, seperti mengerti begitu saja, ibu saya yang saya panggil sayang dengan emih, seperti merasakan anak bungsunya mulai tidak jujur banyak hal kepadanya. pertemuan terakhir kami penuh dengan ragu di hati saya. pelukan terakhir kami penuh dengan ingin menangis di kakinya. tatapan mata saya tak berani beradu sendu dengan sayu mata emih yang sepertinya mengerti, anaknya kenapa? sun-an di pipi emih adalah beludak permohonan maaf yang tak terkatakan, ungkapan rasa salah, ungkapan rasa marah, dan ungkapan rasa ingin selalu diperhatikan dan selalu dimanja olehnya, selalu.
semoga emih yang baru berulang tahun ke 56 tanggal 8 oktober lalu diberi rahmat, berkah, dan ampunan dari tuhan. semoga emih cukup mendapat tempat terbaik dalam hidupnya sekarang, masa lalu, dan yang akan datang, karena telah ditakdirkan untuk memiliki anak yang ini.
dan emih mencintai bapa dengan sangat.
allohumahfirli wali walidayya
warham huma kamaa rabbayana sigoro
4. teman dan guru, adalah tidak mudah mencari definisi yang tepat bagi saya untuk menuding yang mana teman dan yang mana guru. karena sepertinya bagi saya, dua orang ini harus jadi satu. guru harus mau jadi teman, dan teman sering jadi guru saya. dua kata indah ini sepertinya memang diciptakan tuhan untuk benar-benar membuat hidup saya penuh warna. terimakasih guruku, terimakasih temanku.
5. escapology, tahun ini ingin saya kukuhkan sebagai tahun terakhir saya di bandung. katakanlah seperti itu. sekarang bulan oktober dan saya ingin sidang sarjana bulan juni untuk diwisuda bulan juli 2007. 9 bulan lagi, percayalah ndi, itu bukan waktu yang lama.
kenapa saya ingin sekali meninggalkan bandung? untuk apa? kemana? apa yang akan dilakukan nanti? apakah saya akan kembali lagi ke bandung?
bandung yang mempersilakan saya mendapat banyak kenangan dan merasakan banyak hal. bandung yang kerap menjadi sandaran dan kerap menjadi alasan untuk segera ingin mengakhiri hari.
saya ingin menjawab pertanyaan di atas satu-satu.
kenapa saya ingin sekali meninggalkan bandung? karena saya merasa butuh ladang baru untuk saya garap. karena saya merasa butuh energi baru untuk mencapai batas-batas saya.
untuk apa dan untuk siapa? bahasa pembenarannya, untuk orang-orang yang saya sayangi. untuk orang-orang yang berarti banyak dalam hidup saya, dan untuk orang yang sangat ingin saya menikmati hari-hari saya sebagai manusia dengannya. seumur hidup saya.
kenapa harus ditinggalkan? saya pergi untuk kondisi yang lebih baik, untuk hari depan, untuk hidup yang saya inginkan, untuk rencana-rencana, untuk harapan, dan untuk mimpi. (terimakasih tuhan saya masih punya keinginan dan mimpi, keep in on my one).
apakah akan kembali ke bandung? bandung memang berarti banyak untuk saya, tapi ternyata, yang membuat kota ini begitu berarti adalah karena orang-orang yang saya temui di kota ini. yang telah banyak menitipkan harapan, menitipkan doa, mendukung sepenuh hatinya. dan untuk alasan itu, saya ingin tetap menjadi bagian hidup orang-orang itu.
untuk saya, itu bahasa tuhan untuk bilang bahwa saya sangat disayanginya.
_adiwiarta
*terimakasih tuhan untuk semua hal terbaik yang saya dapatkan dalam hidup saya. alhamdulillahirobbal 'a lamiin.