mendukung
setahun lalu, saya sempat menulis tentang mendukung, karena waktu itu saya sedang berkutat dengan dukung-mendukung calon ketua himpunan di hmgm. saya menulis, mendukung adalah percaya, mendukung adalah yakin, dan mendukung adalah memilih. kenapa saya mencoba melihat mendukung dari beberapa sudut pandang? karena, saya mendapati banyak ragam pemahaman tentang mendukung. banyak diatara teman saya yang mengartikan mendukung adalah bilang iya, mempercayakan tanggungjawab dan kepentingan bersama, kemudian siap menikmati hasil dukungan itu, dilayani. namun tidak sedikit dari jumlah yang menyatakan mendukung itu menunjukkan bukti dukungannya, tidak hanya memberikan suara pada pemilihan umum ketua hmgm waktu itu, namun ikut menemani perjalanan hmgm selama setahun penuh. chiirs mate!
dari perjalanan setahun itu, tentu banyak cerita banyak kisah yang mengendap menjadi sejarah. pahit manis, bodoh cerdas, marah tawa, dan makna atau sampah yang didapat tentu tidak bisa dibantah siapapun, perjalanan kehidupan satu tahun. sampai menulis halaman ini, saya masih belum memiliki alasan yang bisa membuat saya bilang iya, atau tidak atas dukungan yang saya terima untuk sesuatu yang baru.
permasalahannya tidak selesai di ingin atau tidak ingin. tidak juga selesai di mau atau tidak mau. saya pikir, siapapun, yang sempat diberi kesempatan menyadari suatu kondisi yang ia baca sebagai suatu kondisi yang tidak mudah. kemudian, ia menyadari bahwa ia memang bisa membantu memberi perubahan, delta, yang diharapkan ke arah yang lebih baik. kenapa anda bisa bilang kondisi sekarang bukan merupakan kondisi yang baik? silakan tanyakan kepada lebih banyak orang tentang kondisi sekarang. hanya satu orang yang saya temui dari lebih 20 orang, menyatakan kondisi sekarang adalah kondisi yang baik. pada awalnya saya curiga, kenapa teman-teman saya sekecewa itu pada kondisi sekarang, kenapa dalam kata-katanya tidak ada respek, percaya, semangat, bahkan harapan. kenapa komunikasi yang sederhana itu tidak terjadi, yang dipimpin merasa diarahkan dilayani, yang memimpin merasa dibantu. kemudian kepercayaan itu tidak tumbuh, bahkan mati.
timbulnya harapan dan kepercayaan adalah suatu yang bagus. artinya, di benak masing-masing masih ada kesiapan dan keinginan mengalamani, mendiami, dan memiliki kondisi yang baik itu. setelah adanya landasan ideologi itu, kemudian kita masuk wilayah nyata yang lebih mengarah ke teknis pelaksananaan, bagaimana menerjemahkan kata-kata, impian dan harapan itu, jadi bangga, jadi tawa, jadi cerita yang layak diingat selamanya. hal ini menjadi tidak mudah karena tidak semua pemikiran ideal itu lahir dari sosok ideal. teman saya sempat mengingatkan, jangan sampai sosok yang tidak ideal membatasi lahirnya ide yang ideal. garis terakhirnya adalah peran serta. bagaimana menerjemahkan "gw dukung lo!" itu menjadi "ya gw bantun ini, ini nomor gw, lo bisa kontak kapan aja, dan ini sedikit uang untuk niat baik kita bareng-bareng, nanti gw ajak ngobrol si a, kalo bagian itu biar gw yang urus, kita bisa pake ini dulu, punya bokap tapi..." yang saya ingin dengar adalah kata-kata itu.
terimakasih untuk masih berharap.
terimakasih untuk percaya.
dan saya tunggu peran sertanya, sesederhana mungkin, setulus mungkin.
andi m adiwiarta
dari perjalanan setahun itu, tentu banyak cerita banyak kisah yang mengendap menjadi sejarah. pahit manis, bodoh cerdas, marah tawa, dan makna atau sampah yang didapat tentu tidak bisa dibantah siapapun, perjalanan kehidupan satu tahun. sampai menulis halaman ini, saya masih belum memiliki alasan yang bisa membuat saya bilang iya, atau tidak atas dukungan yang saya terima untuk sesuatu yang baru.
permasalahannya tidak selesai di ingin atau tidak ingin. tidak juga selesai di mau atau tidak mau. saya pikir, siapapun, yang sempat diberi kesempatan menyadari suatu kondisi yang ia baca sebagai suatu kondisi yang tidak mudah. kemudian, ia menyadari bahwa ia memang bisa membantu memberi perubahan, delta, yang diharapkan ke arah yang lebih baik. kenapa anda bisa bilang kondisi sekarang bukan merupakan kondisi yang baik? silakan tanyakan kepada lebih banyak orang tentang kondisi sekarang. hanya satu orang yang saya temui dari lebih 20 orang, menyatakan kondisi sekarang adalah kondisi yang baik. pada awalnya saya curiga, kenapa teman-teman saya sekecewa itu pada kondisi sekarang, kenapa dalam kata-katanya tidak ada respek, percaya, semangat, bahkan harapan. kenapa komunikasi yang sederhana itu tidak terjadi, yang dipimpin merasa diarahkan dilayani, yang memimpin merasa dibantu. kemudian kepercayaan itu tidak tumbuh, bahkan mati.
timbulnya harapan dan kepercayaan adalah suatu yang bagus. artinya, di benak masing-masing masih ada kesiapan dan keinginan mengalamani, mendiami, dan memiliki kondisi yang baik itu. setelah adanya landasan ideologi itu, kemudian kita masuk wilayah nyata yang lebih mengarah ke teknis pelaksananaan, bagaimana menerjemahkan kata-kata, impian dan harapan itu, jadi bangga, jadi tawa, jadi cerita yang layak diingat selamanya. hal ini menjadi tidak mudah karena tidak semua pemikiran ideal itu lahir dari sosok ideal. teman saya sempat mengingatkan, jangan sampai sosok yang tidak ideal membatasi lahirnya ide yang ideal. garis terakhirnya adalah peran serta. bagaimana menerjemahkan "gw dukung lo!" itu menjadi "ya gw bantun ini, ini nomor gw, lo bisa kontak kapan aja, dan ini sedikit uang untuk niat baik kita bareng-bareng, nanti gw ajak ngobrol si a, kalo bagian itu biar gw yang urus, kita bisa pake ini dulu, punya bokap tapi..." yang saya ingin dengar adalah kata-kata itu.
terimakasih untuk masih berharap.
terimakasih untuk percaya.
dan saya tunggu peran sertanya, sesederhana mungkin, setulus mungkin.
andi m adiwiarta